Senin, 03 Mei 2010

imperfect human in imperfect world



Menjadi sempurna itu bukanlah suatu pilihan,

karena tidak pernah ada pilihan untuk menjadi sesuatu yang sempurna.

Segala hal yang telah kita alami
adalah pohon - pohon berbuah hikmah
yang akan menjadi bekal kehidupan kita di kemudian hari

Saya menyadari
saya belumlah menjadi seseorang yang teguh hati,
saya tetaplah mahluk banyak cela...
dan saya tetaplah seorang manusia biasa yang selalu memiliki pembelaan diri atas segala hal... saya tidak pernah mau disalahkan..

Ketika detik ini saya terdiam, me-rewind satu persatu kejadian demi kejadian,
sakit saya, luka saya, kebahagiaan saya, jatuh cinta saya, kenakalan saya, yang semuanya tak jarang membenamkan saya dalam sebuah lubang pembebasan,
suatu dimensi kebebasan dimana saya merasa nyaman,
padahal tetap saja itu suatu lubang,

suatu stigma sempit yang berada di tengah dunia luas.

Saya merasa bodoh,
hingga saya harus merangkak naik
kembali meraih suatu kebebasan yang hakiki,
suatu kebebasan yang memiliki rules.
Suatu kebebasan dimana saya harus memiliki batasan.
Perspektif yang terlalu sempit memunculkan paradigma yang salah mengenai arti sebuah kebebasan hingga akhirnya saya terjatuh, terbenam dalam dimensi sempit itu lagi.

Saya mengerjap...seolah terbangun dari mimpi panjang,
dengan mata yang memicing,
saya berpikir, apa yang akan saya lakukan hari ini...
saya memiliki semangat baru sekarang, tidak akan ada lagi lubang sempit, dimensi sempit,
tangisan bodoh, amarah yang terpendam, berpura - pura,
dan segala hal konyol lainnya...


Now it's my turn to stand up...
tidak akan pernah menyerah pada keadaan
tidak akan pernah menyesali segala yang telah terjadi
lebih mensyukuri apa yang telah saya miliki
dan menatap masa depan dengan optimisme yang tinggi...
nikmati setiap waktu yang kamu miliki,
karena waktu tidak akan pernah terulang kembali


:: ...We're just imperfect human beings who live in imperfect world... ::

2 komentar: